Sebentar Lagi
Kemudian semesta berbicara tanpa berbahasa
Petuahmu tertimbun di celah-celah otakku
Lagumu sendu, lagumu mendayu, sayu dimatamu
Syukurlah kini masih tersisa
Dimana senyap dimalamku, renyah dipagi hariku
Dalam spektrum cahaya yang mampir dipelupuk mata
Dalam titik-titik bening embun yang luruh berjatuhan
Sebab daun pasrah dikibas-kibas oleh angin
Kelabakan dibawah kaki langit
Membuncahkan perihal keinginan-keinginan yang surut terbawa badai..
Semesta sudah renta
Semesta memasuki usia senja
Bisakah kita rawat seperti anak kita sendiri?
Seperti burung terbang dengan cacing-cacing dimulutnya
Mendarat pada riuh paruh kecil berebutan
Membelai seperti kekasih yang telah lama tak jumpa
Seperti menggenggam nadi sendiri dijalan setapak berduri..
Dan teleskop antariksa adalah sebagai saksi mata
Semesta kini telah merebahkan punggungnya di sofa
Menarik selimut dan akan menggelayut hingga tidur abadi
Petuahmu tertimbun di celah-celah otakku
Lagumu sendu, lagumu mendayu, sayu dimatamu
Syukurlah kini masih tersisa
Dimana senyap dimalamku, renyah dipagi hariku
Dalam spektrum cahaya yang mampir dipelupuk mata
Dalam titik-titik bening embun yang luruh berjatuhan
Sebab daun pasrah dikibas-kibas oleh angin
Kelabakan dibawah kaki langit
Membuncahkan perihal keinginan-keinginan yang surut terbawa badai..
Semesta sudah renta
Semesta memasuki usia senja
Bisakah kita rawat seperti anak kita sendiri?
Seperti burung terbang dengan cacing-cacing dimulutnya
Mendarat pada riuh paruh kecil berebutan
Membelai seperti kekasih yang telah lama tak jumpa
Seperti menggenggam nadi sendiri dijalan setapak berduri..
Dan teleskop antariksa adalah sebagai saksi mata
Semesta kini telah merebahkan punggungnya di sofa
Menarik selimut dan akan menggelayut hingga tidur abadi
Image Source: Google
0 komentar