Kemudian semesta berbicara tanpa berbahasa Petuahmu tertimbun di celah-celah otakku Lagumu sendu, lagumu mendayu, sayu dimatamu Syukurlah kini masih tersisa Dimana senyap dimalamku, renyah dipagi hariku Dalam spektrum cahaya yang mampir dipelupuk mata Dalam titik-titik bening embun yang luruh berjatuhan Sebab daun pasrah dikibas-kibas oleh angin Kelabakan dibawah kaki langit Membuncahkan perihal keinginan-keinginan yang surut terbawa badai.. Semesta sudah renta Semesta memasuki usia senja Bisakah kita rawat seperti anak kita sendiri? Seperti burung terbang dengan...
Kau, Adalah sebuah lukisan yang tak ku kenal dalam diriku Menjelma potret alam dinding-dinding arteri Terpatri di setiap mimpi dalam tidur Tubuhmu tergerak lambat laun Seperti hawa dingin menyelinap di bawah pintu sel-sel darahku Dirimu duduk bersila diujung degup jantungku Menyeduh secangkir kopi hangat berasap keringat Menyimak sebuah nama mengudara Dalam igauan malam berkepanjangan.. Kau, Adalah pertanyaan-pertanyaan yang selalu aku dengungkan Menjelma bising yang tertawan gendang telinga Mengejar kepastian yang mengangkasa dalam awang-awang Tubuhmu lalu...