Facebook youtube Pinterest Twitter LinkedIn instagram

A Lost Nemophilist

Tentang perempuan dibalik pepohonan yang selalu rindu menyelami hutan kata-kata

Hahaha..hidup ohhhhh hidup
Setelah sebelumnya aku berbicara seakan-akan hidupku kelam sekali, hari ini akan kutuangkan segala keraguan di hati pada lembaran putih semu ini. Aku pikir di dunia ini aku hanyalah seseorang yang selalu berbalut kesendirian dan tak memiliki arti dimata satu pun orang. Tapi ternyata banyak mata yang tertuju padaku, banyak telinga yang siap sedia mendengarkan jerit hatiku, banyak hati yang mampu mengerti dan memahami aku, serta banyak cinta yang senantiasa mengelilingi hidupku. 

Kalian memang yang terbaik diantara yang terbaik. Setelah keberadaan kedua orang tua dan kakak perempuanku, bagiku kalian adalah salah satu sumber kebahagiaan di dalam hidupku. Meskipun sebelumnya aku telah salah menilai kalian.

Anti mainstream. Atas keterlambatan sebuah ucapan, kalian berkilah seperti itu. Hahaha kalian memang berhasil mengangkat kedua alis ini dan membuat wajah ini sumringah kembali. Setelah dua kali mendapatkan sesuatu yang indah, alhasil aku terkejut. Walau tak semeriah dan seramai perayaan orang-orang di luar sana, aku tetap bersyukur atas kedamaian hidup yang kurasakan saat itu. Kita berkumpul bersama, tertawa bersama, dan berbagi bersama. Entah berbagi pengisi perut ataupun berbagi kebahagiaan bersama. Semoga ini menjadi kenangan indah yang akan menghapus puing-puing kenangan buruk yang telah aku coba hancurkan sebelumnya.

Terima kasih kalian telah menjadi pengisi ruang hati yang sempat renggang ini. Terima kasih kalian telah menata kembali carut marut pikiran yang telah lama menggentayangi. Untuk seterusnya kan ku coba menyusun ulang kembali pikiran serta hatiku yang selalu merasa kosong. Padahal nyatanya banyak orang yang telah mengulurkan tangannya untuk menyeka segala kepedihanku. Terima kasih atas doa-doa keberhasilan yang kalian hantarkan, semoga kan terus mengalir keseluruh ruang hidup ini dan akan kembali bermuara kedalam hidup kita masing masing yang berupa kesuksesan yang akan kita dapatkan kelak. Barakallah. Aamiin Ya Rabb





MUAKASIH BANGET YA TEMEN-TEMEN :*
Share
Tweet
Pin
Share
No komentar
       Sabtu, 6 Desember 2014.
    20 tahun. 20 tahun itu tua dan tua itu dewasa. Apakah aku sudah dewasa? Alhamdulillah 20 tahun sudah kakiku menapaki dunia yang fana ini. Beribu tindakan telah aku lakukan, beribu ucapan telah Dia perdengarkan, beribu pandangan telah Dia perlihatkan. 20 Tahun. Umur yang tak muda lagi memang. Umur yang seharusnya sudah penuh akan perhitungan tentang masa depan. Tapi sayangnya sifat ini masih saja kekanak-kanakan. Bukan, nyatanya aku tidak seperti anak-anak pada umumnya yang seharusnya cerdas, lincah, cerewet, pemberani dan memiliki rasa ingin tahu akan segala hal. Hingga hidupku menginjak umur ini pun aku masih sama seperti tahun-tahun sebelumnya yang mempunyai nyali sebesar biji kedelai. Jika aku tidak kekanak-kanakan, apakah aku sudah dewasa? Entahlah. Karena penaku saja masih tergeletak saat menuliskan kisah cinta dan cita-cita ku dalam peta kehidupanku yang sempat tertunda.
     Iya. Aku bukanlah orang yang terlahir dengan memiliki bakat yang luar biasa, aku bukanlah orang yang terlahir dengan memiliki otak yang jenius yang dapat merekam berbagai moment dan wawasan pengetahuan yang luas, aku bukanlah orang yang terlahir dengan memiliki kemampuan mengemukakan pendapat dan berani berbicara dengan lancar dan lantang seperti semua orang, aku bukanlah orang yang terlahir dengan memiliki banyak teman yang selalu berpetualang berburu pengalaman hidup, Aku bukanlah orang yang terlahir dengan memiliki kisah-kisah cinta yang indah layaknya kisah cinta di layar lebar. Tapi aku selalu bersyukur dengan keadaanku sekarang. Meskipun begitu, aku merasa beruntung karena aku terlahir sebagai seorang anak yang cukup tahu diri. Aku tak ingin  menjadi beban orang tua. Untuk sekedar meminta uang jajanpun aku gengsi.
     Aku sadar selama ini aku belum pernah membahagiakan orang tuaku dengan berbagai macam prestasi membanggakan yang sempat dicapai oleh kebanyakan orang. Aku belum bisa menjadi anak yang mampu memunculkan linangan air mata haru dimata orang tuaku. Aku belum bisa membuat harapan yang cerah di masa depan untuk kedua orang tuaku. Aku belum bisa menciptakan sebuah bayangan cita-citaku yang sesungguhnya dengan jelas kepada orang tuaku. Seharusnya aku harus belajar lebih serius dan bukannya hanya main-main. Seharusnya aku menjadi orang terpercaya untuk bertanggungjawab. Mungkin aku adalah salah satu orang yang sempat meragukan kesuksesanku di masa depan karena terbayang oleh segala kekuranganku. Tapi aku yakin sampai saat ini mereka masih tetap senantiasa memberikan usapan kasih sayangnya dan untaian doa yang terbaik kepadaku walaupun seringkali aku terlihat hina dimata semua orang. Aku yakin suksesku akan datang saat sederet usaha dan sekumpulan doaku serta  doa orang tuaku menyatu dalam bias asaku. Aku ingin menjadi orang yang lebih dewasa yang memiliki kejelasan tujuan dalam hidup.
     Ulang tahun ke 20 ku ini mungkin tak semewah perayaan ulang tahun kebanyakan orang. Yang akan selalu mendapat surprise ditengah dinginnya angin malam. Yang selalu dikelilingi seorang kekasih, teman dekat dan keluarga untuk merayakan setiap perayaan ulang tahun menjelang. Serta yang akan selalu ada kue coklat yang berhiaskan sinar lilin-lilin kecil  untuk kemudian ditiup dan buat sebuah harapan dalam hati. Kurasa semua itu memang sengat indah dan mengharukan. Kurasa dengan seperti itu seluruh insan manusia akan merasa bahagia dengan hidupnya. Tapi entah mengapa dengan keadaan seperti ini pun aku tetap merasa bahagia. Duduk terdiam dengan membaca setiap gontaian kata yang tersusun penuh makna, mengamini setiap rangkaian kata yang terucap dengan diiringi sebuah doa, dari orang-orang yang terdekat, dan menyadari bahwa nyatanya mereka masih senantiasa menyayangi aku dengan sepenuh hati. Aku hanya bisa sabar dan mengikhlaskan. Aku tak akan mengeluh dengan keadaanku. Walaupun aku tak memiliki banyak teman, tapi aku memiliki sahabat-sahabat yang luar biasa. Karena sabar, dia akan membawamu kapada kebahagiaan yang hakiki. Ikhlas, dia akan membawamu kepada kedamaian yang sejati.
     Egois. Mungkin ini yang mendasari sulitnya aku untuk bersosialisasi. Menurutku, orang pendiam macam aku itu egois. Karena ketika ada orang sedang berbicara tentang masalah hidupnya, kadang aku hanya tidak ingin tahu dan tidak ingin mencampuri masalah orang tersebut. Menurutku itu sifat yang egois dan mesti ku musnahkan segera. Telah terperangkap dalam zona nyaman ini membuat aku malas untuk melangkah jauh. Selain itu, untuk berbicara sepatah dua patah kata pun lidah ini kelu. Selalu saja banyak perhitungan saat akan memulai pembicaraan. Tetapi aku menikmati menjadi kaum introvert. Banyak orang bilang bahwa sikap dewasa itu memiliki kemampuan untuk menahan diri dalam berkomentar. Orang yang memiliki kedewasaan dapat dilihat dari sikap dan kemampuannya dalam mengendalikan lisannya. Tetapi aku ragu apakah dalam diriku ini sikap dewasa atau sikap buruk yang mesti aku singkirkan. Menurutku diam itu sakti. Karena dalam diam aku bisa memperhatikan dan mengamati sekelilingku lebih dalam daripada orang lain. Aku lebih mengerti segala macam gerak gerik orang, perasaan orang dan untuk apa mereka melakukan semua itu. Aku mungkin bisa mengerti mereka semua lebih dari yang lain. Oleh karena itu mulut ini sering terasa berat untuk berkata ‘tidak’. Karena aku terlalu mengerti perasaan mereka jika aku berkata ‘tidak’. Aku hanya tak ingin melukai perasaan orang lain. Mungkin banyak orang berpersepsi dengan sifatku yang pengertian ini aku telah berhasil menjadi orang yang cukup dewasa, tapi dibalik itu semua aku sendiri tidak sepenuhnya yakin dengan hal itu. Karena saat aku bilang ‘iya’ kepada semua orang, terkadang muncul suatu pergolakan batin yang pernah tak bisa aku bendung dan akhirnya hanya bersisa sebuah penyesalan.
     Aku tidak tahu mengapa aku lebih memilih menggunakan waktuku menulis tulisan seperti ini daripada untuk senang-senang merayakan berkurangnya umur. Ini masalahku. Ku akui adalah seseorang yang krisis motivasi. Dan aku belum tahu jalan keluar yang tepat yang harus aku tempuh. Mungkin karena kepribadianku yang tertutup. Itu membatasi ruang gerak semua orang yang ingin bercerita bebas denganku. Aku pikir aku belum sepenuhnya dewasa. Karena aku masih ragu dalam memutuskan keputusan. Saat ini terbesit dipikiranku bahwa aku ingin menjadi orang yang tidak pernah punya rasa malu, aku ingin menjadi orang yang sering tersesat. Karena aku menganggap rasa malu itulah yang menghalangiku untuk maju. Dan jika aku tak tersesat, aku pasti tak akan pernah menemukan dunia baru. Sampai saat ini pun aku masih memikirkan bagaimana caranya untuk berpikir, berbicara dan bertindak lebih dewasa. Semoga kekuatan muncul di esok hari dan mengakhiri segala kesuraman di diri ini. Semoga ada pula hikmah dibalik semua ini dan selalu dimudahkan oleh Allah kedepannya. Aaamiin.  Jadi, apakah di umur 20 tahun sudah mesti dewasa? Wallahua'lam


      Itulah secuil keraguan wanita kecil tentang kedewasaannya.
Share
Tweet
Pin
Share
1 komentar
Assalamu'alaikum Wr. Wb. Selamat Soreeeeee

Mau berbagi soal alternatif pengisi perut nih. Nggak bisa dipungkiri kalo yang namanya anak kuliahan yang tinggal di kos atau kontrakan itu harus pandai-pandai ngatur keuangannya masing-masing. Dan kalo isi dompet atau atm udah berstatus dari siaga ke awas maka harus pinter-pinter cari akal biar uang bulanan cukup sampai akhir bulan. Kalau menurut saya caranya ya jatah uang makan bisa lebih di hemat dengan masak sendiri di kosan. Buat yang hobi masak kayak saya pasti lebih milih yang beginian ketimbang beli makanan diluar yang kadang rasanya nggak cocok di lidah. Masak sendiri itu bukan hanya hemat, tapi juga cepat, praktis dan sehat pula :D Cepat dan praktisnya dilingkari aja deh, soalnya model masak orang beda-beda. Walau masakannya gak karu-karuan, tapi kalo masak sendiri tuh rasanya sudah terasa sangat indah haha.

Disini saya coba berbagi resep-resep sederhana dengan porsi kecil buat anak kos atau anak kontrakan yang pengen masak sendiri tanpa pakai bumbu yang ribet versi saya haha *ckck lagaknya kaya chef profesional aja. Resep asal andalan yang rasanya menurutku sudah kayak makan di surga, enak plus mengenyangkan. Tapi tenang, nggak bakal ngracunin kok wkwkwk. Masak tuh sebenernya gampang, cuman langsung cemplung-cemplungin aja bahannya. Yang susah itu mempadukan rasanya biar pas kayak gimana hehe..soalnya kalo rasa kan selera masing masing :p Sebenernya masih banyak resep yang mau saya bagi, tapi ini masih saya post beberapa. Lain waktu disambung lagi deh, semoga bermanfaat :)))

  
Nasi Goreng Ati Ampela

Bahan :  
- Nasi putih
- Ati Ampela (rebus, iris kecil-kecil)
- Telur (kocok, goreng orak-arik)
- Bakso (iris kecil-kecil)

Bumbu :
- 2 Bawang putih
- 2 Bawang merah
- 1 Cabe merah
- 3 Cabe rawit
- Garam 
- Kecap manis 
- Saos tomat
- Minyak goreng

Cara membuat :
1. Haluskan bawang putih, bawang merah, cabe merah, cabe rawit, dan garam secukupnya jadi satu.
2. Panaskan minyak goreng diatas wajan, masukkan bumbu yang telah dihaluskan dan aduk hingga harum.
3. Masukkan ati ampela, bakso, dan telur orak-arik secara berurutan, aduk rata.
4. Masukkan nasi putih, tambahkan kecap manis dan saos tomat secukupnya. Aduk rata dan jangan lupa cicipi.
5. Angkat, sajikan. Bisa ditaburi bawang merah goreng diatasnya agar lebih sedep :)

(Untuk resep yang ini, nggak pakek ati ampela juga tetep enak. Sesuai selera ya )




Oseng Kangkung Saus Tiram

Bahan :
- Kangkung (cuci bersih, potong tangkainya)
- Wortel (iris memanjang)
- Telur puyuh (rebus, kupas)
- Ayam (goreng, suwir)

Bumbu :
- 2 Bawang putih (iris tipis)
- 2 Bawang merah (iris tipis)
- 1 Cabe merah
- 3 Cabe rawit
- Garam
- Gula pasir 
- Merica bubuk
- Saus Tiram 
- Kecap manis
- Minyak goreng

 Cara membuat :
1. Panaskan minyak goreng diatas wajan, tumis bawang putih, bawang merah, cabe merah dan cabe rawit, aduk hingga harum.
2. Masukkan wortel dahulu. Oseng hingga wortel tidak lagi keras. Tambahkan sedikit air agar tidak lengket.
3. Kemudian masukkan suwiran ayam dan telur puyuh, aduk rata. 
4. Tambahkan garam, gula, kecap, saus tiram secukupnya dan sedikit mrica bubuk, aduk rata.
5. Masukkan kangkung, aduk dan jangan lupa cicipi.
6. Angkat, sajikan selagi hangat. Bisa ditaburi bawang merah goreng diatasnya agar lebih sedep :)

(Untuk resep yang ini, ayam dan telur puyuh bisa diganti dengan tahu atau tempe yang diiris kecil-kecil, digoreng, kemudian baru dicampur ke dalam tumisan. Nggak pakek saus tiram juga enak kok. Sesuai selera ya )



Sambal Goreng Kentang

Bahan :
- Kentang (potong dadu, goreng)

Bumbu :
- 2 Bawang putih (iris tipis)
- 2 Bawang merah (iris tipis)
- 1 Cabe merah
- 3 Cabe rawit
- Kunir (kalau ada, sedikit saja)
- Gula Jawa (secukupnya)
- Garam
- Minyak goreng

 Cara membuat :
1. Haluskan bawang putih, bawang merah, cabe merah, cabe rawit, kunir, gula jawa dan garam secukupnya jadi satu.
2. Panaskan minyak goreng diatas wajan, masukkan bumbu yang telah dihaluskan dan aduk hingga harum.
3. Tambahkan air sedikit saja cuma biar tidak lengket. 
4. Masukkan kentang yang telah digoreng, aduk dan jangan lupa cicipi.
5. Angkat, sajikan selagi hangat. Bisa ditaburi bawang merah goreng diatasnya agar lebih sedep :)



Capcay

Bahan :
- Sawi (cuci bersih, potong tangkainya)
- Wortel (iris)
- Kubis (potong ukuran sedang)
- Bakso (iris)
- Telur (kocok, goreng orak-arik)

Bumbu :
- 3 Bawang putih (geprek)
- Garam
- Gula pasir 
- Merica bubuk 
- Kecap manis
- Saos tomat
- Minyak goreng

 Cara membuat :
1. Panaskan minyak goreng diatas wajan, tumis bawang putih yang telah digeprek.
2. Masukkan wortel dahulu. Oseng hingga wortel tidak lagi keras. 
3. Masukkan bakso, dan telur orak-arik secara berurutan, aduk rata. Kemudian tambahkan air secukupnya.
4. Tambahkan garam, gula, kecap, saos tomat secukupnya dan sedikit mrica bubuk, aduk rata.
5. Masukkan kubis dan sawi secara berurutan, aduk dan jangan lupa cicipi.
6. Angkat, sajikan selagi hangat. Bisa ditaburi bawang merah goreng diatasnya agar lebih sedep :)



Semur Tahu dan Telur


Bahan :  
- Tahu (iris, goreng)
- Telur (rebus, kupas)

Bumbu :
- 2 Bawang putih
- 2 Bawang merah
- Garam
- Gula pasir
- Kemiri
- Merica bubuk 
- Kecap manis 
- Minyak goreng

Cara membuat :
1. Haluskan bawang putih, bawang merah, garam, dan kemiri secukupnya jadi satu.
2. Panaskan minyak goreng diatas wajan, masukkan bumbu yang telah dihaluskan dan tumis hingga harum.
3. Bila tumisan bumbu sudah berwarna kecoklatan, tambahkan air secukupnya.
4. Masukkan tahu dan telur secara berurutan, aduk rata.
5. Tambahkan kecap manis, gula pasir dan merica bubuk secukupnya. Aduk rata, tunggu biar bumbu meresap dan jangan lupa cicipi.
6. Angkat, sajikan. Bisa ditaburi bawang merah goreng diatasnya agar lebih sedep :)

(Untuk resep yang ini, isinya diganti kentang (digoreng dulu) sama tahu atau kentang sama telur juga bisa. Sesuai selera ya )



Sayur Sop

Bahan :
- Wortel (iris)
- Kentang (iris)
- Buncis (iris)
- Brokoli (cuci bersih, potong)
- Kubis (potong ukuran sedang)
- Sosis (iris kecil-kecil)

Bumbu :
- 2 Bawang putih 
- 2 Bawang merah 
- Garam
- Gula pasir 
- Merica bubuk 
- Minyak goreng

Cara membuat :
1. Haluskan bawang putih, bawang merah, garam secukupnya jadi satu.
2. Panaskan minyak goreng diatas wajan, masukkan bumbu yang telah dihaluskan dan aduk hingga harum.
3. Panaskan panci yang berisi air disebelah wajan.
4. Jika air di dalam panci telah mendidih, masukkan tumisan bumbu ke dalam air. Aduk.
5 Masukkan wortel, kentang dan buncis secara berurutan, aduk rata.
6. Tambahkan garam, gula pasir dan merica bubuk secukupnya. 
7. Jika wortel dan kentang sudah tidak keras, masukkan brokoli, kubis dan sosis secara berurutan. Aduk rata dan jangan lupa cicipi.
7. Angkat, sajikan. Bisa ditaburi bawang merah goreng diatasnya agar lebih sedep :)

(Untuk resep yang ini, bisa ditambah bakso atau ayam (rebus). Sesuai selera ya )

Makasiiiihhh :)
Wassalamu'alaikum Wr. Wb.

Share
Tweet
Pin
Share
1 komentar
     Sorak sorai anak kecil berkejaran. Itulah yang tertangkap kedua bola mata dan telingaku setelah ku intip sejenak teras kos pagi ini. Aku mencoba duduk menyandarkan pundahku pada  tiang penyangga. Semua orang mulai bersemangat mengejar impiannya masing-masing. Berusaha menyeret segala imajinasi mereka ke alam nyata. Kemudian hening. Suasana seperti ini menyebabkan pikiranku melanglang buana, memberikan aku secuil dorongan untuk menulis tulisan kabur di blog ini.  Seperti orang bodoh, aku hanya bisa melihat orang-orang telah melangkah jauh. Ah tidak, bahkan mereka telah berlari sekencang-kencangnya mencoba menangkap segala asanya yang mungkin telah mereka rancang sebelumnya. 
     Dari sini aku mencoba menyelami diriku sendiri. Tubuhku menciut, bisakah aku seperti mereka? Seandainya saja mereka bisa menarik lengan dan memaksaku untuk bergerak lebih jauh. Tetapi faktanya mereka malah sukses mendapati diriku yang hanya bisa merangkak pelan untuk maju. Telah lama aku hanya tertahan disini, diam di tempat, dan sesekali hanya ingin berjalan di tempat. Tapi aku tak pernah mencoba membayangkan jika harus berjalan mundur (lagi). Karena aku yang dahulu adalah seorang anak yang percaya diri dan bocah ingusan yang hanya ingin tahu apa yang ada didepannya. Sekarang, entah kemana tak kudapati lagi dengung derup suara langkah kakinya.
     Sulit terkadang melihat kenyataan yang telah hadir dalam lingkup kehidupanku. Membayangkan segala rekam jejak kehidupan mereka sebelumnya, yang bisa dibilang mereka memiliki prestasi yang belum mencukupi. Tetapi nyatanya mereka telah mampu membuktikan bahwa mereka bisa survive dengan segala kelebihan yang mereka miliki masing-masing. Mereka bisa terus maju seperti tiada halang rintang menapaki seluruh peluh akibat kerja keras mereka. Mereka telah membuktikan bahwa jika ada usaha dan keberanian yang selalu berjalan beriringan, maka mereka mampu menggoreskan catatan hidup yang mengarah pada kemajuan.
     Memulai. Ada banyak hal yang selalu aku pertimbangkan saat memulai. Ada kalanya aku harus mengumpulkan segenap keberanian yang berada dalam tubuh ini untuk memulai sesuatu. Inilah batu sandungan yang harus bisa aku lewati. Seharusnya aku bisa melewati itu dengan jangkah panjang ataupun aku harus melompat agar bisa mendapati diriku berada di titik yang lebih jauh. Mencoba menghindari batu sandungan yang mungkin bisa mengakibatkan aku terjatuh.
     Pagi ini, terdengar pula kicauan burung-burung kecil yang muncul dari bilik sangkar milik tetangga sebelah. Sempat ku berpikir bahwa keadaan mereka sama sepertiku. Yang hanya bisa mengekspresikan diri dibalik sangkar dan terkekang dari hiruk pikuk dunia luar yang bebas.  Angin semilir yang berhasil menggerayahi pelipis ku membawa lamunanku ke alam sadarku. Aku pun menemukan realita yang mengejutkan. Bahwa aku yang sekarang bukanlah aku yang dahulu. Dan setelah kubaca lagi sederet huruf-huruf kecil yang berbaris rapi di depan mataku, aku semakin yakin bahwa aku hanyalah seseorang yang memiliki sebongkah ikatan gundah dalam hati. Kemudian ku sadari bahwa keraguan di diri ini telah tumbuh berkembang dan menghambat laju jalanku.
     Hidup ini layaknya sebuah labirin yang dipenuhi rongga berliku-liku dan tak tak dapat kuterka ujungnya. Kadang aku harus memilih celah mana yang akan kulalui. Itulah yang akan menentukan secercah cahaya terang dalam kehidupanku selanjutnya. Walau terdapat resiko yang mengelabui masing-masing pilihan, seharusnya aku tak pernah memikirkan hal itu terlalu dalam. Resiko, seperti halnya sebuah ketakutan. Terlalu hati-hati dan berdiam diri di zona aman membuat diriku enggan untuk mengambil resiko lebih jauh. Dan hal itu pula yang membuat hidupku kurang terjamah oleh tantangan dan pengalaman. Aku ingin menjadi orang yang optimis. Tak ada kebimbangan dan pertimbangan yang terlalu dalam saat memperhitungkan langkah mana yang harus aku tempuh. Aku harus cepat bergerak untuk menyamakan derup langkah kakiku dengan yang lain.
     Tak terasa sudah waktu cepat bergulir, membiarkan aku menyelami diriku sendiri dan menulis tulisan kabur yang membuatku ingin cepat-cepat kabur dari masalah ini. Untuk di kemudian hari, aku selalu bertanya dalam benakku. Masihkah ada harapan di depan mataku? Sampai sekarang aku masih membutuhkan seseorang yang dapat menuntunku menyusuri lorong keraguanku. 


Share
Tweet
Pin
Share
No komentar
Seni. Baru-baru ini ayah baru nyadar kalo anaknya yang satu ini demen banget sama yang namanya seni. Mulai dari seni rupa, seni tari, seni musik, sampe seni kerajinan tangan. Saya sukaaaak banget. Gara-gara mainan kertas di gulung-gulung ini, ayah baru bilang kalo saya tu punya jiwa seni hahaha mungkin beliau kebetulan pas lagi suka mainan buatanku ini. Yup, QUILLING PAPER. Itu namanya. Ini juga masih nyoba-nyoba kok. Masih amatiran bangeet. Baru nemuin mainan ini sekitar sebulan yang lalu. Awalnya sih liat-liat di inet kayaknya gampang gitu buatnya. Saya pikir cuma kertas digulung-gulung trus di tempel gitu, ee ternyata ribet juga. Butuh kreatifitas yang tinggi untuk mengkolaborasikan gulungan-gulungan kertas itu biar tampak layak untuk di pajang hehe. Mau coba bikin karya lebih banyak, ntar deh kalo waktu udah longgar :'>


Percobaan pertama mayan deh :D




 Percobaan kedua boleh juga nih :D




Percobaan ketiga woow amazing!! hahaha


MENCOBA TAK PERNAH SALAH, YANG SALAH TAK PERNAH MENCOBA :)))
Share
Tweet
Pin
Share
No komentar

Kali ini ingin ku serukan segala sepi dan gundahku. Karena sunyi sepiku tiada yang tahu. Perihnya selalu membuat hati ini tersayat sembilu. Sepi, selalu kunikmati tetapi terkadang kumaki. Seringkali ku ingin di dalam keadaan yang benar-benar sendirian. Bersembunyi dari hiruk pikuk keramaian kota yang memekakan telinga. Tanpa seorangpun yang dapat mendengar sesenggukan piluku. Tak jarang pula sepi ini selalu ku sesali dan ku maki. Karena ku merasa terabai oleh segala sesuatu yang berlalu lalang  di depanku tanpa suatu sapaan yang berarti. 

Ku coba enyahkan segala kegundahan, tetapi malah meradang dan sakitnya hanya kutahan. Di pangkuan malam sepi, ku teteskan bulir-bulir kesunyian yang mungkin takkan pernah teralirkan. Yang nyatanya hanya tersendat dalam kubangan harapan. Kemudian sepi ini masih terus mengelabui dan semakin akrab dengan hari-hariku. 

Ku menatap kekosongan dalam keheningan malam. Dan hanya segenggam hampa yang tertangkap. Aku tak akan pernah berlari mengejar sesuatu. Ketika ruang gerakku terhimpit oleh keadaan yang tak pernah benar. Keadaan selalu saja membawaku ke posisi yang salah. Ragaku tak pernah berani menuju keluar zona nyamanku. Yaitu sepi. Bahkan bila aku benar benar sendiri dalam sepi, aku akan tetap bertahan. Karena ku sudah bosan berdebat dengan ego ku.

Ku biarkan sang bulan dan bintang  mengintip samar, untuk mengulurkan sekelumit cahayanya. Tapi entah mengapa mereka malah berlarian. Seperti enggan menyelimutiku dari dingin nya angin malam yang meraba. Aku ingin mereka membawa lari seluruh lukaku. Aku ingin mereka tahu betapa pedihnya kini ku terperangkap dalam kesunyian. Ya, mungkin aku hanya cemburu pada bintang yang selalu menemani sang bulan.

Dibasuh lirih semilir angin malam. Hanya terdengar sayup bait nyayian tentang kesunyian. Ragaku gontai menyusuri akar permasalahan yang tak pernah lelah menggerogoti sisa-sisa gelegak tawaku. Walaupun begitu, ku tak akan pernah mengasihani diriku sendiri. Karena aku yakin bahwa diriku akan kuat melawan sepiku ini. Aku senantiasa yakin disuatu saat nanti, kan datang hari itu. Ketika seseorang datang untuk menyudahi masa suramku, seseorang yang hendak mengobati segala lukaku di kemudian hari, dan seseorang yang datang untuk membagi rasa semangat yang ada pada genggaman tanganya untuk melanjutkan masa depan bersamaku. Saat itulah senyumku kembali merekah dan hidupku akan kembali cerah. Aamiin ya Allah:')

Share
Tweet
Pin
Share
No komentar
Dear : Ibuku Tersayang

Ibu..
Kesejukan, kehangatan, kesegaran yang selalu kau arahkan padaku
Mampu menyelimuti kehidupan ku, hari hariku
Seperti alam yang tak pernah lelah menyelimuti bumi 
Memberikan kenyamanan bagi seluruh makhluk hidup yang ada didalamnya

Ibu..
Walaupun anakmu ini tak sehebat orang diluar sana, aku tetap mencintaimu
Walaupun anakmu ini sering terlihat hina dimatamu, aku tetap menyayangimu
Walaupun anakmu ini sering terlihat bodoh saat bibir ini tak mampu mengeluarkan kata-kata manis di depanmu, aku tetap merindukanmu
Walaupun engkau jauh disana, tetapi anakmu ini selalu memelukmu dalam doa
Menciummu dalam linangan air mata
Merindukanmu di setiap derap langkah kakiku

Tiada hari yang kujalani tanpa sesosok ibu yang menguatkan hati
Engkau yang telah kuat mengandung diriku sembilan bulan lamanya
Engkau yang telah berjuang mati-matian demi mempertahankan nafasku
Engkau yang selalu terjaga dalam gelap malam untuk memperjuangkan hidupku

Ibu..
Jikalau tangan ini dapat menyeka ribuan pilumu, akan senantiasa ku lakukan
Tapi entah mengapa dan bagaimana
Engkau bisa tampak tegar bagai pucuk pepohonan yang kuat diterpa angin badai
Biarlah orang diluar sana berkata apa
Aku ingin sepertimu, Ibu..
Wanita yang selalu tegar, dan pantang menyerah
Yang dapat membelai duka menjelma menjadi tawa bahagia

Terkadang aku menahan rindu, Ibu..
Terpenjara oleh ruang dan waktu yang membatasi diri
Saat anakmu ini masih berada diperantauan
Sedang menimba ilmu untuk bekal dihari kelak
Menelan pahit rindu untuk bertemu dirimu

Aku tahu, mengeluh adalah suatu pantangan bagimu, Ibu..
Aku merasa bersyukur bahwa hari ini aku masih bisa mendengar suara emasmu
Ku bisa melihat dan menyentuh ragamu
Dan saat aku jauh darimupun
Aku tetap merasakan kehangatanmu walau kau berada jauh dipelupuk mataku
Seperti hangatnya mentari pagi yang memang tiada bisa ku gapai asalnya
Aku tetap merasakan kesejukanmu walau ragamu masih di seberang sana
Seperti sejuknya hembusan angin pagi yang memang tiada bisa ku sentuh wujudnya

Aku pernah terjatuh
Tapi engkau senantiasa menarik lenganku agar aku bisa berdiri kembali
Kadang ku merasa berat beban di pundakku telah melampaui batas
Tapi engkau senantiasa membiarkan ku berbaring diatas pangkuanmu

Menjadi yang terbaik adalah satu-satunya sumber kebahagiaan untukmu
Jikalau aku harus memberikan seluruh sinarku untuk menghangatkanmu, akan ku lakukan
Jikalau aku harus senantiasa berhembus disetiap waktu untuk menyejukkanmu, akan kulakukan
Jikalau aku harus terus-menerus mengalir untuk menyegarkanmu, akan kulakukan
Jikalau ragaku ini harus patah untuk selalu menopangmu, itupun akan kulakukan

Tapi jikalau semua yang kulakukan itu hanya sesaat, dan tak bisa ku ulangi lagi
Apa mungkin hanya penyesalan yang terus menyelimuti diri?
Apakah aku dapat setegar engkau, Ibu?

Aku tak pernah memilih terlahir dari rahimmu
Tapi aku tahu, Allah telah memilihkan suatu rahim yang kuat untukku berlindung dari ancaman dunia diluar sana yang begitu menakutkan
Sering ku perfikir, ku ingin kembali berada di rahimmu dan tak pernah terlahir kembali
Karna aku takut akan dunia ini
Dunia yang nyatanya begitu kelam, sembunyi dari masa silam ku yang kejam
Seakan aku selalu merasa terancam, serasa seperti sebuah anak panah yang selalu membidik ke arahku
Tapi engkau selalu berada disisiku
Dapat membalikkan keadaan hanya dengan sebuah usapan lembut kasih sayang yang melayang dipipiku
Terkadang ku merajuk dan merengek-rengek, tapi kesabaranmu mengalahkan segalanya

Engkau selalu tersenyum dibalik letihmu, Ibu..
Bagaimana bisa ku merasakan kesakitanmu, karena selalu kau sembunyikan dibalik senyuman manismu
Terkadang ku mendengar isak tangismu di kesunyian malam
Dan hati anak mana yang tak tergetar dengan itu semua
Air mata ini mengalir deras mengingatmu
Tapi engkau terus berjalan dengan kokoh walaupun aku tahu hatimu sedang rapuh

Sering kuperhatikan raut wajahmu yang semakin menua seiring beralannya waktu
Sering ku belai halus rambutmu yang semakin hari semakin kusam dan memutih
Pernah ku tatap raut wajahmu ketika engkau terlelap dalam keheningan malam
Sering ku bayangkan bila suatu saat matamu takkan bisa terbuka kembali
Dan aku hanya bisa meratapi disini
Ketika tubuh ibuku telah benar-benar terbujur kaku dan tak terlihat lemah
Ketika tiada lagi sandaran hatiku karena telah tergulai tak berdaya
Ketika tiada lagi usapan lembut yang selalu menyeka air mataku
Ketika teringat segala nasihatmu yang seringkali kuabaikan
Ketika teringat segala nada tinggi yang seringkali ku luncurkan padamu
Hati ini teriris seketika

Ibu.. Akan ku berikan segala yang terbaik untukmu
Agar kau tidak merasa bahwa peluh dan air matamu yang telah menyatu akan menjadi sia-sia
Kemudian memeluk erat tubuhku dengan terbalut deraian air mata bahagia
Engkau telah memberikan kasih sayang tanpa mengharapkan balasan dan mungkin takkan pernah terbalaskan untukku
Walau begitu banyak kekurangan ada padamu dimata orang, tapi engkau selalu sempurna dimataku
Engkau selalu setia mendengarkan jeritan tangis tawa bahagia dan ketika duka lara melanda

Ibu..
Seiring bertambahnya usiamu kini, doaku akan terus mengalir
Semoga engkau panjang umur, senantiasa sehat walafiat dan diberi lindungan oleh Allah SWT
Selalu taqwa kepada Tuhan yang Maha Esa dan selalu tabah menjalani hidup ini
Terima kasih telah mendidikku dengan kasih sayangmu
Terima kasih atas segala yang telah kau berikan kepadaku selama ini
Rasa terima kasih ku untukmu tiada berujung, Ibu..
Karena engkau adalah ibuku
Ibuku yang senantiasa ku sayang dan ku cintai, begitu sebaliknya
Ibuku yang cantik, ibuku yang anggun, ibuku yang soleha..
Selamat ulang tahun ibu, aku menyayangimu :') :*




  Ponorogo, 20 Agustus 2014            
ttd                              
  Putri kecilmu yang sekarang sedang tumbuh

Share
Tweet
Pin
Share
No komentar
Newer Posts
Older Posts

Categories

  • Anything
  • Cerpen
  • Dream
  • Family
  • Fiksi
  • Film
  • Food
  • Friends
  • Hobi
  • Islami
  • Lirik Lagu
  • Love Story
  • Motivasi
  • Puisi
  • Resep
  • Seni
  • Tips
  • Wish

recent posts

Blog Archive

  • ►  2023 (1)
    • ►  Juni (1)
  • ►  2020 (4)
    • ►  Juli (1)
    • ►  Juni (1)
    • ►  Maret (1)
    • ►  Januari (1)
  • ►  2018 (7)
    • ►  April (3)
    • ►  Februari (1)
    • ►  Januari (3)
  • ►  2017 (12)
    • ►  November (1)
    • ►  Oktober (1)
    • ►  September (1)
    • ►  Agustus (2)
    • ►  Juni (1)
    • ►  Mei (1)
    • ►  April (3)
    • ►  Januari (2)
  • ►  2016 (5)
    • ►  Oktober (1)
    • ►  September (1)
    • ►  Mei (1)
    • ►  Januari (2)
  • ►  2015 (3)
    • ►  September (1)
    • ►  April (1)
    • ►  Februari (1)
  • ▼  2014 (7)
    • ▼  Desember (2)
      • Random
      • Aku Sudah Dewasa (?)
    • ►  November (2)
      • Resep Sederhana untuk Anak Kos
      • Need Somebody
    • ►  September (2)
      • Mainan Baruuu; Quilling Paper
      • Melawan Sepi
    • ►  Agustus (1)
      • Ibuku Separuh Nafasku
  • ►  2013 (35)
    • ►  Desember (2)
    • ►  November (4)
    • ►  Oktober (1)
    • ►  September (1)
    • ►  Agustus (3)
    • ►  Juli (2)
    • ►  Juni (3)
    • ►  Mei (2)
    • ►  April (6)
    • ►  Maret (5)
    • ►  Februari (3)
    • ►  Januari (3)
  • ►  2012 (5)
    • ►  Desember (3)
    • ►  November (2)

About Me

Retno Dwi Cahyani
Lihat profil lengkapku

Viewers

Created with by ThemeXpose | Distributed By Gooyaabi Templates