Facebook youtube Pinterest Twitter LinkedIn instagram

A Lost Nemophilist

Tentang perempuan dibalik pepohonan yang selalu rindu menyelami hutan kata-kata

   Hingga kesekian kalinya aku telah tersakiti oleh cinta. Kehadirannya, kepedulinya, kebaikannya, dan senyum manisnya, dia membuat ku bertahan karena mampu merubah tangis duka menjadi sebuah tawa bahagia. Jatuh cinta itu memang indah, mampu membuat dunia seakan milik kita berdua.

   Tapi semua sirna. Ketika aku berharap lebih padanya, ketika aku telah membayangkan segala sesuatu yang dapat ku rangkul bersamanya. Ternyata semua itu hanyalah sebuah tatapan kosong semata. Hingga hati ini berubah warna hitam kelam. Yang semula manis menjadi pahit seketika. Cintaku kini tak bertuan.

    Telah ku berikan segala perasaanku, telah ku curahkan segala cintaku, kepada dirinya yang hanya satu-satunya. Nyatanya dia mengacuhkan segalanya dan berpaling kepada yang lain yang menurutnya lebih layak bersanding dengannya. Setelah 3 tahun lamanya aku berharap, menanti, dan memendam cinta ini hanya untuk dirinya kini sia-sia. Bagiku 3 tahun itu bukanlah waktu yang singkat untuk sebuah penantian. Aku telah terhanyut, terbang bersama harapan dan impian yang tak dinyana, kemudian aku di hempaskan secara tiba-tiba olehnya. Dirinya pergi seperti angin lalu yang berhembus meninggalkan aku dalam kesunyian dan kegelapan malam yang menyelimuti diriku.

     Aku ingin beranjak, tapi hatiku tak kuasa. Hanya wajahnya yang terus dalam anganku dan tak pernah lenyap dari bayanganku. Seakan ingin terus berputar pada pusaranya. Aku terluka. Terluka karena cinta yang tak kau balas. Tetapi aku tetap mencintaimu. Tanpa harap dan tujuan yang jelas. Karena aku tahu, cintamu hanyalah semu bagiku.  

     Aku merindukan cahaya sang mentari di pagi hari, hingga mampu menjatuhkan tetesan embun di hati ini. Membersihkan segala goresan luka, dengan tetesan embun yang dingin lagi menyegarkan. Kini saatnya aku bangkit, kini saatnya aku pergi menjauh dan tak pernah lagi mengungkit. Hidup ini akan habis dengan sendirinya jika hanya untuk meratapi dirimu. Aku sadar, jika aku terus bertahan untuk harapan yang tak kunjung datang, alangkah remuknya hati ini dan kian gersang. Aku sadar, cinta itu tidak buta. Masih banyak benih-benih cinta yang dapat aku sebarkan pada yang lainnya. Yang lebih bisa menghargai cintaku dan bisa hidup berbahagia denganku.

    Dengan senyuman dan harapan yang baru. Tuhan pun inginkan aku hidup lebih bahagia, ingin kurubah duniaku menjadi lebih indah dengan atau tanpa dirimu.



Share
Tweet
Pin
Share
No komentar
Sunyi..
Tak ada suara yang pasti
Suara angin berhembus pun tak ada
Yang semakin mendulang kegelisahan semata
Senyap..
Mulut ini membisu sekejap
Seperti tak ada ruang lagi untuk ku bernafas dan ucapkan kata
Hanya suara jam dinding yang perlahan berdetak
Berhasil membangunkan aku dari lamunanku
Ingin ku teriak
Tapi ku tak tak dapat
Hampa..
Goresan luka yang nyata
Hanya senyum sumbang yang semakin menyiksa
Lampu kamar ini kian meredup
Seakan melarangku bercerita
Ku rebahkan tubuh ini diatas tempat tidur
Terdiam dan tak tergerak sedikitpun
Melihat langit-langit kamar yang semakin mengabur
Mata ini mulai terpejam
Kemudian menerawang hingga sudut pikiran
Kosong..
Tak ada bayangan kian menyongsong 
Tak ada seuntai harapan tertangkap
Terkemas di dalam sanubari yang menepi
Bersembunyi, tersingkap oleh dinginnya suasana
Kemudian aku buka lebar mataku yang sayu
Hingga aku sadar, bahwa aku memang SENDIRIAN



Share
Tweet
Pin
Share
No komentar
     Aku bahagia. Jika dia terus di sisiku seperti saat ini. Seperti tiada batasan lagi untuk ku bersandar di pundaknya. Setiap detik, setiap menit, setiap waktu aku dapat menatap matanya untuk sekian kalinya. Bahagia itu sederhana. Melihat senyumnya dan kemudian ku tersenyum. Mengukir saat-saat indah berdua.

     Duduk berdua di kala senja tiba. Suasana seperti ini memang sungguh romantis. Di puncak bukit hijau dengan suguhan warna langit oranye kemerah-merahan yang indah, lukisan alami dari alam. Serta diselingi semilir angin yang mampu membawa anganku melayang bersama kekasih hati ini. Rasanya ingin ku hentikan waktu saja, terus menggenggam erat jemarinya agar dia tak lenyap lagi dari hadapanku. Hingga pada akhirnya hanya ada aku dan dia. Dan ingin kupercepat denting waktu, saat dia tak berada disisiku. Agar dapat kuhentikan kembali waktu saat pertemuan tiba. 

Suara kicauan burung bersahutan. Layaknya sedang menyanyikan sebuah lagu cinta. Yang sengaja diperdengarkan untuk kami berdua.

     Aku ingin bersamanya. Mewarnai dunianya, dengan jerit tangis tawa bahagia dan tak ada luka mendera. Menapaki segala rintangan yang terjal. Meneruskan tulisan hidup yang perlu atau tak perlu diakhiri. Sekalipun itu denganmu, aku tetap bahagia.


Share
Tweet
Pin
Share
3 komentar
      Dia seakan tak menghiraukan aku. Berjalan lurus ke depan, tanpa satu tengok pun dia lakukan. Sungguh ironis memang. Suatu hal yang dilakukan oleh seorang kekasih kepada kekasihnya sendiri. Sepasang kekasih yang sedang menjalin hubungan dan terjebak situasi yang tidak pasti. Sejak kejadian itu, tak ada tatapannya lagi mengarah kepadaku. Apalagi suatu percakapan yang berarti.

  Ingin sekali ku jelaskan padanya bahwa kejadian itu bukanlah seperti apa yang di bayangkan. Tapi hanya raut wajah tak suka yang dia tunjukkan kepadaku. Sakit sekali rasanya. Seperti bebatuan yang tajam dari pegunungan yang terguling dan tanpa sengaja menghujam lubuk hatiku.

       Denis. Dia memang begitu. Selalu mempresepsikan apa yang dilihatnya dengan cepat.
Apa salahnya jika ada seorang wanita yang telah mempunyai seorang kekasih datang ke suatu rumah seorang lelaki, dan lelaki itu ternyata teman kekasih si wanita itu? Lelaki itu bernama Fian. Sulit untuk mengartikannya memang. Aku datang ke rumah Fian hanya ingin belajar memasak kepada ibunya. Itu semua aku lakukan juga untuk dia (Denis). Karena ibuku kini telah tinggal bersama ayahku di Sydney, Australia. Sekarang ini aku hanya tinggal bersama satu orang kakak laki-laki karena masih harus menyelesaikan kuliah yang kurang 1 semester lagi dan aku sendiri masih duduk di bangku SMU di Surabaya.

     Yang menyebabkan masalah ini muncul adalah saat Denis datang ke rumah Fian, secara tak sengaja dia melihatku dan Fian sedang makan di ruang tamu sambil suap-suapan makanan yang telah aku buat bersama Ibu Fian. Itu semua hanya gurauan semata. Tak ada maksud tertentu untuk melukainya. Karena memang kami sudah akrab dari kecil. Fian adalah teman masa kecilku waktu aku tinggal di Sidoharjo. Dan sekarang juga tinggal di Surabaya.

  Berkali-kali aku ambil handphone ku dan kucoba menelponnya. Tetapi tak ada satu jawaban yang bisa membuatku tenang. Sunyi..Sepi.. Hanya suara hembusan angin yang menghembus dari bibir ini..hffff. Hubungan ini semakin tidak jelas, abstrak, dan tak bisa lagi dimengerti oleh otak. Lelaki yang sudah menemaniku selama kurang lebih 3 setengah tahun, kini telah menjelma menjadi seorang lelaki angkuh, dan penuh ego. Bagaimana lagi aku harus menjelaskan kepadanya? Entahlah. Mungkin dia sudah bosan. Bosan dengan keadaanku yang memang sekarang jarang menemuinya dan jarang memperhatikannya. Karena kenyataannya sekarang ini aku di tuntut untuk menyiapkan segala perlengkapanku dan akan segera pindah ke Australia untuk menyusul Ibu dan ayahku setelah kakakku tamat kuliah, dan tak akan pernah kembali ke Indonesia. Mengapa dia tak memperjuangkanku? Pertanyaan-pertanyaan seperti ini selalu saja muncul dari dalam benakku. Tapi tak kuhiraukan.

    Aku telah merasa bahwa ini memang jalan yang terbaik yang di berikan oleh Allah swt. Allah tahu bahwa jika sekarang aku masih bersamanya, dia akan semakin sayang kepadaku dan semakin sulit ia untuk melupakanku. Dan akhirnya hanya rasa sakit yang akan dia rasakan. Apakah aku terlalu mencintainya sehingga aku terlalu memikirkan hatinya. Aku juga tak mengerti. Mungkin rasa sakit ini kelak juga akan mendatangkan suatu kebaikan bagi diriku, dan juga dirinya. Semoga suatu saat aku bisa bertemu dengannya lagi. Bisa menatap matanya yang penuh makna yang setiap kali dia berikan kepadaku. Dan segala kenangan yang pernah terjani bisa terulang kembali.

"Apalah arti kesakitan ini jika suatu saat akan mendatangkan kebaikan untukmu.. Aku tak apa"

Share
Tweet
Pin
Share
No komentar
Assalamu'alaikum Wr. Wb. kawan kawan :D

Pagi-pagi gini enaknya ngapain ya? gada kerjaan yang berarti.
Mau sarapan aja malah kedengeran lagu "pagi yang cerah untuk jiwa yang sepi" di radio.
Lagunya Noah band yang sekarang lagi meledak-meledaknya. Sekarang temen-temen saya juga lagi pada kesengsem sama band itu. Oh noo mama! Kalau saya suka sih, tapi nggak segitu gitu amet. Dan sekarang saya lagi sensitif banget sama lagu itu.

Kalau buat saya hari ini lebih tepatnya hati aja yang cerah, pagi ini nii sepi banggeettt!! Lelucon apa ini??   
Liburan pas gada jadwal keluar plus masalahnya rumah ini jauh dari sanak sodara. Kebanyakan sodara-sodara pada tinggal di Wonogiri, Jawa Tengah. Yang lainnya mlencing - mlencing nggak jelas. Tetangga juga cuma segelintir.
Ribet punya rumah di tengah sawah, jarang banget orang yang lewat apalagi orang jualan. Mau beli bakpao sussah beneeer. Udah kayak hutan belantara, bedanya hutan belantara banyak pohon pohon yang rimbun, kalau ini cuma secuplik taneman padi -.- habis panen sih.
Tapi kalau lagi galau gitu enak, terhindar dari kebisingan kota hahaahha .

Tadi pagi-pagi banget kakak saya baru aja berangkat ke Surabaya buat pelatihan kerjanya yang mau dijalani di  Cilacap T.T huhuu jauuhhh bakalan kangen nih. Tapi nggak papa, kan juga untuk masa depannya juga :")
Ayah ngikut juga deh nganterin kakak. Dan sekarang cuma saya sama ibu doang dirumah, daripada ngelamun nggak jelas mendingan ngurusin nih blog yang juga menyusul sepi.

Kesepian ini mengingatkan saya sama puisinya Rangga yang sempet dinyanyiin sama Cinta di film AADC yang populer tahun 2002. Tuh film romantis abis, apalagi puisinya yang dalem banget dan cocok banget sama suasana pagi ini yang sepi. Ini dia puisinya cekidooot...

“Tentang Seseorang”

Kulari kehutan 
Kemudian menyanyiku
Kulari kepantai 
Kemudian teriakku
Sepi, sepi dan sendiri aku benci
Aku ingin bingar
Aku mau di pasar
Bosan aku dengan penat 
Dan enyah saja kau pekat
Seperti berjelaga jika kusendiri
Pecahkan saja gelasnya biar ramai
Biar mengaduh sampai gaduh
Ada malaikat menyulam jaring laba–laba belang di tembok keraton putih
Kenapa tak goyangkan saja loncengnya biar terdera
Atau aku harus lari kehutan
Belok ke pantai


Huhuu puisinya bikin hati ser - seran biki hati gundah antara pengen tetep dengan sepi atau pergi ke suatu tempat yang ramai. Intinya pagi ini tadi saya lagi sensitif banget sama lagu yang dinyanyiin sama Ariel itu, karena berbanding terbalik sama suasana pagi ini. fiuuhhh 
Nyambung nggak nyambung pokoknya lanjut teruuusss. Kayaknya saya hobi banget buat tulisan yang nggak nyambung gini ya -.-
Okedeh sampai disini dulu ceritanya. Mau mandi dulu hehe

Wa'alaikumsalam Wr. Wb.


SEE YOOUUU
Share
Tweet
Pin
Share
No komentar
Ini dia film Thailand satu-satunya yang saya nggak ngerti maksudnya. Coba dilihat, dari cover-nya aja ceria, udah ngebayangin gimana cerita romantisnya yang dibawain sama aktor ganteng dari negeri Gingseng itu. Siapa lagi kalau bukan Mario Maurer :3 Biasanya film-film Thailand kan identik sama film komedi romantis yang bikin penontonnya gemes sendiri melihatnya.



Ini dia cover penjebak


Kalau mikirin pemainnya sih nggak ada habis-habisnya deh di pikiran. Tapi kalau sudah sadar terus keinget filmnya, aduuhhh ilfiiill.

Yang jadi masalahnya adalah film itu ternyata film horor komedi yang nggak jelasss u.u dengan kelakuan konyol para pemain pendukungnya, tapi konyolnya itu saya nggak suka. Entah.

Walau ada romantisnya dikit, tapi tetep aja diakhir cerita si cewek adalah hantu..huhuu. Dan betapa bodohnya saya waktu itu, kenapa nggak cari sinopsisnya dulu baru download. Asal download aja.  Abis kena peletnya Mario duluan sih kayaknya. Mario nya "ngawe-ngawe" kata orang Jawa bilang :D 

Dengan niat mau refreshing karena habis UN, saya menghabiskan waktu 2 jam untuk nungguin download an film itu selesai karena koneksi inet yang sama sekali tidak mendukung. Dan pada akhirnya saya seperti hanya dibuai angan-angan semu. Untung aja ada mas Mario. Masih bisa buat cuci mata haha. Kalau nggak ada Mario, entah bagaimana jadinya perasaanku. Tapi cukup sekali aja liatnya, nggak lagi lagiiiiiii














Share
Tweet
Pin
Share
2 komentar
Newer Posts
Older Posts

Categories

  • Anything
  • Cerpen
  • Dream
  • Family
  • Fiksi
  • Film
  • Food
  • Friends
  • Hobi
  • Islami
  • Lirik Lagu
  • Love Story
  • Motivasi
  • Puisi
  • Resep
  • Seni
  • Tips
  • Wish

recent posts

Blog Archive

  • ►  2023 (1)
    • ►  Juni (1)
  • ►  2020 (4)
    • ►  Juli (1)
    • ►  Juni (1)
    • ►  Maret (1)
    • ►  Januari (1)
  • ►  2018 (7)
    • ►  April (3)
    • ►  Februari (1)
    • ►  Januari (3)
  • ►  2017 (12)
    • ►  November (1)
    • ►  Oktober (1)
    • ►  September (1)
    • ►  Agustus (2)
    • ►  Juni (1)
    • ►  Mei (1)
    • ►  April (3)
    • ►  Januari (2)
  • ►  2016 (5)
    • ►  Oktober (1)
    • ►  September (1)
    • ►  Mei (1)
    • ►  Januari (2)
  • ►  2015 (3)
    • ►  September (1)
    • ►  April (1)
    • ►  Februari (1)
  • ►  2014 (7)
    • ►  Desember (2)
    • ►  November (2)
    • ►  September (2)
    • ►  Agustus (1)
  • ▼  2013 (35)
    • ►  Desember (2)
    • ►  November (4)
    • ►  Oktober (1)
    • ►  September (1)
    • ►  Agustus (3)
    • ►  Juli (2)
    • ►  Juni (3)
    • ►  Mei (2)
    • ▼  April (6)
      • Cinta Tak Bertuan
      • Alone
      • Aku Bahagia
      • Sesuatu yang Sulit
      • Lagunya NOAH VS Puisinya Rangga AADC
      • SARANAE SIBLOR ; Cover mengecoh
    • ►  Maret (5)
    • ►  Februari (3)
    • ►  Januari (3)
  • ►  2012 (5)
    • ►  Desember (3)
    • ►  November (2)

About Me

Retno Dwi Cahyani
Lihat profil lengkapku

Viewers

Created with by ThemeXpose | Distributed By Gooyaabi Templates