Assalamua'alaikum.
Bismillaah. Hai, Teman. Lamaaa sekali tak menyapa. Semoga hari-hari kita menyenangkan ya:) Hari ini saya ingin bercerita tentang suatu hal yang beberapa minggu yang lalu sempat ditanyakan oleh salah seorang teman saya. Dia tiba-tiba bertanya, "mengapa saya suka langit?". Mungkin karena dia melihat story di Instagram saya yang memang sering sekali mengunggah gambar langit hehe. Jangan ditanya, galeri di handphone saya memang kebanyakan gambar langit semua:D
Langit. Tak sedikit orang yang menunggu untuk melihat berbagai macam fenomena darinya. Begitupun saya. Saya rasa banyak sekali ketenangan yang timbul setelah saya melihat langit sejenak. Saat suatu hari saya merasa dunia ini sempit, saya lebih memilih untuk menatap ke langit. Mengapa? Karena saya merasa ia akan selalu begitu luas. Kemudian pinta apapun yang ingin kita pinta pada Sang Pemilik Langit, maka selepas itu hati kita sedikit demi sedikit akan merasa lapang dan tenang. Betul tidak? Coba deh:')
Seperti membaca dongeng-dongeng dari langit itu sendiri, didalam benak, saya merasakan berbagai macam rasa yang disampaikan oleh langit. Bagaimana saat langit merah merekah, merah muda pertanda jatuh cinta membara-membaranya, ungu gulana atau kuning keemasan pertanda semangat yang menyala-nyala. Semua memiliki versi keindahannya masing-masing. Pagi yang sesaat terang menuai ceria hingga mendung yang kelam mengurung hati, semua tetap sama. Pasti ada hati yang selalu saja menikmati. Namun saya paling mengagumi langit di batas hari. Itu yang paling saya senangi. Batas antara sore dan malam serta batas antara malam dan pagi. Karena meski tak selalu biru namun ia meneduhkan. Jingga yang menenangkan sebagai pembuka dan penutup hari. Selain langit pada saat-saat tersebut sering menampakkan keindahannya, ada waktu yang mustajab untuk kita berdoa dan tidak lepas dari doa Rasulullah Shalallaahu 'Alaihi Wassalaam. Pagi yang mengawali siang hari dan sore yang mengawali malam hari. Pagi dan sore menjadi momentum yang baik untuk memohon kemaslahatan kita semua dan meminta perlindungan Allaah Subhanahu Wa Ta'ala untuk 12 jam ke depan:)
Saya mengagumi langit sebagaimana jiwa saya mengagumi-Nya, bersyukur untuk segala rasa yang timbul oleh karenanya. Bila mata ini diajak kembali menatap langit, sejatinya sebab ada tujuan agar ucapan syukur itu terus bergema di bibir ini. Melangitkan doa menjadi kegiatan yang paling menyenangkan dan paling saya gemari, menyampaikan segala pinta serta mengadukan segala kesusahan dan kesedihan. Kita selalu bisa memohonkan segala sesuatu pada Sang Pemilik Langit dan meyakini Allaah Maha Mengabulkannya. Saya mencintai langit dan saya bahagia. Sebab di satu tempat entah dimana saya yakin ada seseorang yang tersenyum hangat sedang menatap langit yang sama dan ia juga melangitkan segala doa-doanya:)
Bagaimana dengan langitmu hari ini? Semoga selalu teduh dan menenangkan ya..setenang hatimu:))))