Facebook youtube Pinterest Twitter LinkedIn instagram

A Lost Nemophilist

Tentang perempuan dibalik pepohonan yang selalu rindu menyelami hutan kata-kata


Ada paras-paras jingga menuju kaki langit
Dan matahari dirakit menjadi puisi
Cahaya ditenun
Awan digulung menjadi kain basah
Air matamu tampak tua
Pedih yang tinggal hendaklah ditanggalkan
Menjadi berani adalah tombak jiwa
Kau harus yakin
Kemarau patah
Kemudian tumbuhlah hujan-hujan yang ingin disentuh
Hujan tumpah
Kemudian bangunlah kemarau-kemarau yang semakin memerah
Begitu hidup terus berputar seperti roda-roda dijalanan
Mati terbunuh akan menjadi lumrah
Sebab ada nyawa-nyawa yang berlipat ganda
Sedangkan dari balik jendela, aku masih ingin terus berdengung
Kelak kau akan menjadi basa yang manis
Oh tidak
Tidak kau saja
Aku juga

Related image
Pict Source: mirablue.blogspot.co.id

Share
Tweet
Pin
Share
1 komentar
Pict from Google

"Setidakberuntungnya kita hari ini, masih banyak keberuntungan lainnya yang harus kita syukuri".

Kita terkadang sempat berfikir, apa yang salah dengan hidup kita sampai-sampai kita merasa kita tidak lebih bahagia dari orang lain. Padahal sebenarnya hanya kita yang tidak menyadari bahwa begitu banyak nikmat yang telah kita terima kemudian mata kita terbutakan bahwa masih banyak mereka-mereka yang hidupnya jauh dibawah kita.

Jika dalam pandangan saya, mereka-mereka yang hidup selalu hidup susah dan kekurangan, hari-hari yang selalu dilingkupi oleh kekhawatiran apakah mereka bisa makan di kemudian hari, ataukah mereka-mereka yang sedang berusaha menyelamatkan diri dari tindakan-tindakan pemimpin yang dzolim adalah makhluk-makhluk Allaah yang terpilih dan yang lebih beruntung daripada kita yang hidup tentram sepanjang masa di dunia.

Sebab kenapa? Sebab sepanjang hidup mereka selalu dituntut untuk bisa bersabar dan hidup penuh dengan rasa syukur. Bersabar dan bersyukur; adalah dua hal yang unik dari manusia beriman. Jika nikmat yang didapat dia bersyukur, jika musibah yang didapat dia bersabar. Sedangkan orang yang bersabar akan ditambah lagi nikmatnya. Akan ada satu derajat di Jannah yang hanya bisa dicapai dengan kesabaran.

Hehe yasudah, inti dari tulisan ini adalah untuk muhasabah diri agar kita selalu bersyukur dan bersabar atas jalan yang telah Allaah pilihkan dalam hidup kita 😁 Jangan lupa berterima kasih kepada alam yang indah ini dan berterima kasih kepada diri sendiri karena masih bisa merasakan kebahagiaan di dunia yang fana ini manteman 🌻🌾🌼🌳🍂
.
Di hari-hari penuh dengan senyum yang tersungging😊😊
Mlg, 260418
Share
Tweet
Pin
Share
1 komentar
Nanti juga kamu paham
Nanti jika kelak jalan-jalan sudah lengang lagi dan pintu-pintu rumah tak tertutup kabut
Rumput dan angin menyatu kemudian menari-nari diatas tanah sebagai panggung hiburan
Seseorang kan merayu hati-hati yang kosong
Ada yang bersembunyi dibalik pohon yang ingin menelan daunnya sendiri
Ada sudah lelah masuk dalam hutan kata kasat mata
Ada yang berlarian menuju alamat-alamat yang tak pernah didatangi
Dan jika tanah lapang menangis menjadi lautan kabar buruk maka dia urungkan niat
Jika nanti sudah tepat waktunya
Mimpi-mimpi sudah tak biasa lagi
Atap rumahmu yang dipenuhi gunung-gunung keresahan akan dia masukkan dalam kotak makan
Ya, dia jadikan menu sarapan yang paling spesial
Berbahagialah 
Biarlah walaupun halaman rumahmu ditumbuhi hal-hal palsu
Nanti juga dia jadikan bekal makam malam


Share
Tweet
Pin
Share
No komentar
Bismillahirrahmanirrahim
Assalamu'alaikum, teman :) 

       Kebahagiaan dan kesuksesan, dua hal yang paling sering terlihat di media sosial. Walaupun tidak jarang pula banyak yang dilanda kegalauan. Kemarin, sempat ada salah seorang sahabat bercerita. Dia merasa sedih dan gundah gulana karena di medsos dia melihat banyak teman2 nya yang menunjukkan bahwa mereka telah sukses, lancar dalam bisnis dan pekerjaan, telah bahagia menikah dahulu, punya anak lebih dahulu, bisa jalan-jalan kemanapun yang mereka mau dan kebahagiaan2 pada umumnya. Kemudian dia bertanya bagaimana pendapat saya. 

Kita tidak bisa memungkiri selain memiliki sisi positif sebagai media ukhuwah, media dakwah, maupun sumber inspirasi, medsos juga memiliki sisi negatif seperti kejadian diatas misalnya. Hal-hal yang ditunjukkan di medsos dapat menimbulkan kecemburuan sosial. Manusia lebih sering menuntut kehidupan layaknya manusia umumnya pada Allaah daripada mensyukuri nikmat yang telah Allaah berikan. Saya pun juga pernah mendapat nasihat dari sahabat saya dan menunjukkan kepada saya sebuah hadist, apabila bertemu teman yang lebih sukses, ikuti tips Nabi berikut. Dari Abu Hurairah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Pandanglah orang yang berada di bawahmu (dalam masalah harta dan dunia) dan janganlah engkau pandang orang yang berada di atasmu (dalam masalah ini). Dengan demikian, hal itu akan membuatmu tidak meremehkan nikmat Allah padamu.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Image result for bahagia
Pict Source: hatajie.com


       Akan lebih baik bila kita mensyukuri segala macam nikmat Allaah mulai dari yang terkecil. Bernafas, misalnya. Karena dengan bernafas kita masih punya banyak kesempatan untukembantu orang dll. Lihat masih banyak orang yang tertinggal jauh dari kita. Kita harus terus bersyukur walaupun sedikit. "Barang siapa yang tidak mensyukuri sesuatu yang sedikit maka maka ia tidak akan mampu mensyukuri sesuatu yang banyak" (HR Ahmad). Bukannya su'udzon, mungkin banyak orang yang sukses tapi Allaah tidak ridho dengan dirinya dikarenakan cara menggapai suksesnya yang tidak halal, misalnya. Lain lagi dengan penjual koran keliling, penjaja nasi jagung jalanan, tukang bersih2, atau yang lain, mungkin Allaah lebih ridho karena mereka ikhlas dan lillahita'ala dalam mengerjakan pekerjaan mereka tersebut. Tidak usah bersedih, toh tidak semua kebahagiaan yang ditunjukkan di medsos itu asli kok. Menurut Fran Walfish, ahli psikoterapi (dikutip dari Kompas.com) banyak orang nekat melakukan pembohongan kepada pengikut di media sosial karena mereka ingin menimbulkan kecemburuan dan membuat diri mereka lebih disukai, terutama untuk para mantan dan pasangan mereka saat ini. Muehehehehe :))

     Hal itu pula yang menuntut kita untuk bijak memposting peristiwa bahagia yang sedang kita rasakan. Niat kita sih baik yaa, berbagi kebahagiaan agar semua orang dapat merasakan kebahagiaan tersebut, tetapi kenyataannya malah membuat manusia lainnya kufur nikmat ataupun malah bersedih. Apakah kita pernah menyangka bila ternyata ada segumpal daging yang bernama hati yang merasakan kepedihan apabila kita memposting kebahagiaan yang kita miliki? Karena langit manusia tidak akan pernah sama rata, pasti ada yang mendung, ada yang cerah, ada yang sedang hujan. Tidak semua memiliki apa yang kita miliki. Jadi menurut saya, kita pun harus banyak2 belajar memanajemen kebahagiaan. Saya juga masih belajar menerapkan hal itu. Lebih bermanfaat jika kita share dakwah atau hal2 yang mengispirasi lainnya agar orang2 dapat terdorong untuk menjadi manusia bermanfaat pula, daripada mengumbar kebahagiaan yang alih2 ingin menebar kebahagiaan kepada orang lain, nyatanya malah terdapat mudharat yang tak kita sangka-sangka. Hehe semoga kita semua termasuk seorang muslim dan muslimah yang beruntung karena hidupnya diberkahi kebahagiaan yang melimpah oleh Allaah Ta'ala. Aamiin. Wallahua'lam bisshowab.

Share
Tweet
Pin
Share
No komentar
Disana,
Jauh dari perkotaan yang terus tumbuh jadi hutan beton
Debu-debu semakin berani
Langit-langit mudah menyerah
Ingin tumbang saja
Hujan berhari-hari 
Dan banjir adalah moment paling indah bagi orang-orang yang ingin menyelam dengan sampahnya sendiri
Deru mesin kendaraan berharmoni
Kira-kira, apa yang dikatakan antrian roda-roda kepada tubuh aspal yang seharian mandi matahari? 
Haha pikir saja sendiri
Masih musim kaum urban dan pekerjaan brutal yang tak kenal hari Minggu
Teriakan demonstran di jalanan adalah nyanyian yang terus didengungkan
Kombinasi antara cinta, kesedihan, keterpurukan, amarah dan elegi dalam bait-bait lirik Efek Rumah Kaca 
Perayaan matinya keadilan dan kemanusiaan
Kriminalitas ibarat kanker dalam tubuh
Akhirnya orang-orang lebih memilih makan kabut, 
Daripada makan asap kota
Melarikan diri daripada pelan-pelan mati terbunuh
Kuberi tahu satu hal; gunung-gunung itu akan selalu menjadi tempat pulang paling teduh 
Bagi jiwa-jiwa yang mudah rapuh akibat penyakit jenuh
Berburu keheningan menenggelamkan suara-suara gaduh

Di hari-hari langit senang memuramkan wajahnya, 210118



Image result for gunung di indonesia 
Pict Source: Okezone.com

Share
Tweet
Pin
Share
No komentar


Cepat atau lambat
Suka atau tidak suka
Penjarah akan terpenjarah dengan hartanya
Tidur nyaman di ranjang kemanusiaan yang lapuk
Berbantal ego dan memakan bangkai tubuhnya sendiri
Tangisan kaum marjinal; musik favorit paling syahdu
Sekian lama menggenggam jeruji besi
Hingga waktu terus tumbuh dan berbuah kesadaran
Sungguh sudah lama jari-jari mereka tak menyentuh tubuh anak-anak mereka

Image result for korupsi
Pict Source: jadiberita.com
Share
Tweet
Pin
Share
No komentar
Disini aku mencerna kehidupan dalam sebuah pikulan
Sesaat setelah takjub mewabah dan berganti kegelisahan
Batas antara mimpi, juang dan kenyataan
Menemukan balasan atas pertanyaan-pertanyaan yang didengungkan
Pemuda pemudi bercanda leluasa
Sedangkan di hamparan ketinggian seperti kamar terisolasi
Ada sosok melambai perih
Mimik-mimik yang gigih
Keyakinan sayup-sayup terlihat dari kornea hitam tertutup kelopak mata yang sesekali menciut
Adalah kaki gunung, sebagai perundak-undakan harapan
Sengal nafas adalah musik alami yang butuh untuk dinikmati
Jangan, jangan kau tanya harus seperti apa perjuangan itu
Gerobak dorong dan keranjang anyaman rotan sudah menjadi saksi
Kapalan di pundak dan kepulan asap yang menggantung dalam rongga dada
Aroma sulfur yang mengakar adalah sesak yang menyenangkan
"Hai tawa! Sampailah pada sulung hingga ke bungsu", katanya


Related image 
Pict Source: Nasional Tempo.co
Share
Tweet
Pin
Share
No komentar
Newer Posts
Older Posts

Categories

  • Anything
  • Cerpen
  • Dream
  • Family
  • Fiksi
  • Film
  • Food
  • Friends
  • Hobi
  • Islami
  • Lirik Lagu
  • Love Story
  • Motivasi
  • Puisi
  • Resep
  • Seni
  • Tips
  • Wish

recent posts

Blog Archive

  • ►  2023 (1)
    • ►  Juni (1)
  • ►  2020 (4)
    • ►  Juli (1)
    • ►  Juni (1)
    • ►  Maret (1)
    • ►  Januari (1)
  • ▼  2018 (7)
    • ▼  April (3)
      • Tombak Jiwa
      • Keberuntungan
      • Pemakan Kesedihan
    • ►  Februari (1)
      • Tentang kebahagiaan
    • ►  Januari (3)
      • Rumah
      • Penjarah Ulung
      • Terisolasi
  • ►  2017 (12)
    • ►  November (1)
    • ►  Oktober (1)
    • ►  September (1)
    • ►  Agustus (2)
    • ►  Juni (1)
    • ►  Mei (1)
    • ►  April (3)
    • ►  Januari (2)
  • ►  2016 (5)
    • ►  Oktober (1)
    • ►  September (1)
    • ►  Mei (1)
    • ►  Januari (2)
  • ►  2015 (3)
    • ►  September (1)
    • ►  April (1)
    • ►  Februari (1)
  • ►  2014 (7)
    • ►  Desember (2)
    • ►  November (2)
    • ►  September (2)
    • ►  Agustus (1)
  • ►  2013 (35)
    • ►  Desember (2)
    • ►  November (4)
    • ►  Oktober (1)
    • ►  September (1)
    • ►  Agustus (3)
    • ►  Juli (2)
    • ►  Juni (3)
    • ►  Mei (2)
    • ►  April (6)
    • ►  Maret (5)
    • ►  Februari (3)
    • ►  Januari (3)
  • ►  2012 (5)
    • ►  Desember (3)
    • ►  November (2)

About Me

Retno Dwi Cahyani
Lihat profil lengkapku

Viewers

Created with by ThemeXpose | Distributed By Gooyaabi Templates