Cinta Tak Bertuan

by - April 30, 2013

   Hingga kesekian kalinya aku telah tersakiti oleh cinta. Kehadirannya, kepedulinya, kebaikannya, dan senyum manisnya, dia membuat ku bertahan karena mampu merubah tangis duka menjadi sebuah tawa bahagia. Jatuh cinta itu memang indah, mampu membuat dunia seakan milik kita berdua.

   Tapi semua sirna. Ketika aku berharap lebih padanya, ketika aku telah membayangkan segala sesuatu yang dapat ku rangkul bersamanya. Ternyata semua itu hanyalah sebuah tatapan kosong semata. Hingga hati ini berubah warna hitam kelam. Yang semula manis menjadi pahit seketika. Cintaku kini tak bertuan.

    Telah ku berikan segala perasaanku, telah ku curahkan segala cintaku, kepada dirinya yang hanya satu-satunya. Nyatanya dia mengacuhkan segalanya dan berpaling kepada yang lain yang menurutnya lebih layak bersanding dengannya. Setelah 3 tahun lamanya aku berharap, menanti, dan memendam cinta ini hanya untuk dirinya kini sia-sia. Bagiku 3 tahun itu bukanlah waktu yang singkat untuk sebuah penantian. Aku telah terhanyut, terbang bersama harapan dan impian yang tak dinyana, kemudian aku di hempaskan secara tiba-tiba olehnya. Dirinya pergi seperti angin lalu yang berhembus meninggalkan aku dalam kesunyian dan kegelapan malam yang menyelimuti diriku.

     Aku ingin beranjak, tapi hatiku tak kuasa. Hanya wajahnya yang terus dalam anganku dan tak pernah lenyap dari bayanganku. Seakan ingin terus berputar pada pusaranya. Aku terluka. Terluka karena cinta yang tak kau balas. Tetapi aku tetap mencintaimu. Tanpa harap dan tujuan yang jelas. Karena aku tahu, cintamu hanyalah semu bagiku.  

     Aku merindukan cahaya sang mentari di pagi hari, hingga mampu menjatuhkan tetesan embun di hati ini. Membersihkan segala goresan luka, dengan tetesan embun yang dingin lagi menyegarkan. Kini saatnya aku bangkit, kini saatnya aku pergi menjauh dan tak pernah lagi mengungkit. Hidup ini akan habis dengan sendirinya jika hanya untuk meratapi dirimu. Aku sadar, jika aku terus bertahan untuk harapan yang tak kunjung datang, alangkah remuknya hati ini dan kian gersang. Aku sadar, cinta itu tidak buta. Masih banyak benih-benih cinta yang dapat aku sebarkan pada yang lainnya. Yang lebih bisa menghargai cintaku dan bisa hidup berbahagia denganku.

    Dengan senyuman dan harapan yang baru. Tuhan pun inginkan aku hidup lebih bahagia, ingin kurubah duniaku menjadi lebih indah dengan atau tanpa dirimu.



You May Also Like

0 komentar