Facebook youtube Pinterest Twitter LinkedIn instagram

A Lost Nemophilist

Tentang perempuan dibalik pepohonan yang selalu rindu menyelami hutan kata-kata

Sapalah, hingga putik bunga mahkota terlepas dari singgasananya
Sapalah, hingga rona senja memudar sesaat sebelum pekat petang tiba
Sapalah, hingga puing dedaunan berguguran manja tersapu angin malam
Sapalah, hingga nyayian indah kenangan berubah menjadi nada-nada geram

Adakah setitik cahaya remang yang dapat menuntun kawanku menghindari halusinasinya. Bahkan untuk berharap mendapat setitik cahaya terang pun ia merasa tak pantas. Ia bukan lari dari segerombolan semut-semut hitam yang dengan semangatnya mengejar dan merubung jari-jari kaki kecilnya. Tetapi ia berusaha lari melewati bebatuan dan kerikil-kerikil kecil yang bertebaran dibalik rerumputan di padang savana. Acapkali ia berpikir kedua kalinya untuk kembali memutar roda kehidupan seperti sebelumnya. Yang kerap merajam sekujur tubuhnya ketika hal itu terbayang dan melintas di sela-sela memorinya. Ia lelah mencari wadah yang dapat menjulai menghapirinya untuk ikut merasakan pahit getirnya janji yang termakan waktu. 

Terkadang ia pun mengaburkan retorika indah cinta yang datang dari ribuan pengembara cinta yang sudah mahir menyantap asam manisnya lagu rindu. Persis seperti nada-nada sumbang yang meminta izin pada daun telinga untuk memaksa menembus lubang telinganya, ia mengabaikannya. Ketika sang mentari menjenguk keberadaannya, sontak ia bersembunyi di tengah pekatnya kabut pagi. Hingga sang petang menyelimuti, ia tetap kukuh atas pengharapannya bahwa sang mentari tak kan pernah berseri kembali. Ia tampak muram dan masih terkekang dalam lamunan, bagai raut wajah para pesakitan. Sungguh, berulang kali ia berfikir bahwasanya mendua dengan sunyi beribu kali lebih nyaman daripada hanya sekedar mengejar bayang-bayang ilalang yang selalu setia menghalangi pandangan.

Teringat kala ia mencoba memetik dawai asmaranya satu-persatu, terciptalah alunan rasa bahagia yang tiada tara. Terbelenggu bias asa dari paras pemuda beserta janji-janjinya. Terbuai sajak berirama surga sang pencuri kalbu, yang sejatinya tiada pernah tertuju. Hingga dentang waktu kian berpacu dan mengubah indah cinta dalam sukma menjelma kobaran api dalam neraka. Rancu, semua jadi satu. Berbagai rasa yang campur aduk menyandera derita dan ia tak sanggup melepaskannya. Rasanya kini dunianya tak seperti biasanya. Pintu hatinya telah berdiri kokoh, tertutup dan tertancap sebuah kunci tembaga dari balik daun pintu itu. Apapun yang dilontarkan oleh sinaran mentari, bulan dan bintang yang menghangatkan pun dihiraukan. Ia yakin semua itu hanyalah sebuah pentas parodi yang berisikan berbagai macam adegan. Hanya permainan. Tak tulus. Fiktif belaka. 

Ya! Itulah hak Sang Pemilik Langit. Membolak-balikkan hati manusia tuk meyakinkan tentang teguh tidaknya hati seseorang atas keimanannya. Seakan Dia ingin menunjukkan bahwa pengharapan pada sesama manusia hanya bisa mematahkan hati banyak jiwa. Dan kembali pada-Nya adalah jalan terang satu-satunya tuk dapat mengarungi saat-saat kelam menyapa. Yang kelak dapat menuntunnya untuk merapikan puing hatinya yang telah lama berserakan. Hingga saat ini, jemari manisnya tak henti mengusap halus pipinya yang ternoda air mata. Suara lirih sesenggukan timbul dari balik lorong kerongkongannya. Dan ia terus berlari, bagai lari ditengah lapangnya gurun sahara tuk mencari setetes embun pagi.



Share
Tweet
Pin
Share
No komentar
Kepalan angin segar mengetuk pintu otakku
Menembus ruang himpit memori yang berjubal
Satu dua kata mengobrak abrik dan menyeru
Tanpa lelah, tanpa letih tuk merapal

Keraguan luruh, perlahan menghilang bersama peluh
Terbang menjauh mengepakkan sejuta keluh
Melipat goyah, meredam gundah, menghapus jengah

Angan terus berlayar di samudera impian
Meningggalkan bekas jejak bisik doa tuan
Walau halang rintang berbaris rapi di hadapan
Gegap gempita hati berkobar nian tuk kemajuan

Keraguan akan terbakar hingga menjadi abu
Ku coba membenamkan keyakinan dalam dalam
Mengeja satu persatu sajak buaian dorongan bisu
Bersama waktu mendulang impian yang tlah lama tenggelam

Share
Tweet
Pin
Share
No komentar
Haaaiiiiiii..Assalamu'alaikum :)
Wah postingan pertama di tahun 2015 nih. Di tahun yang baru ini, tidak ada salahnya kan ya kalo kita sedikit mencoba hal hal yang baru juga hehe. Baru-baru ini saya tertarik banget sama yang namanya Doodle Art. Hal ini bermula ketika saya melihat gambar- gambar meme di akun Meme Comic Indonesia di Facebook. Beberapa orang mengirimkan gambar tulisan MCI yang sekelilingnya dikasih gambar monster kecil-kecil dengan berbagai macam ekspresi. Entah buat kompetisi atau apalah itu. Lucu lah pokoknya. Mulai dari situ saya tertarik ingin membuatnya. Setelah saya browsing kesana kemari dapatlah info, ternyata gambar-gambar seperti itu namanya Doodle Art. Saya pandangi dengan cermat satu per satu karya-karya orang diluar sana, buagus-bagus banget. Bisa jadi inspirasi nih. Saking bagusnya bisa buat kepala saya pusing hehe. Hal itu sempet buat pesimis juga, bisa nggak nih nggambarnya -__- tapi dengan semangat 45 saya membangunkan nyali saya untuk menggambar dan buktikan pada dunia bahwa saya bisaaa hahaha *muka devil. Mungkin banyak orang yang masih asing dengan seni satu ini. Dari info yang saya dapat, sebenarnya pengertian Doodle Art secara singkat itu "mencoret" . Memang benar sih, tinggal gimananya kita mengkreasikan coretan sesuai dengan imajinasi yang ada di otak kita. Disini saya mau berbagi pengalaman saya membuat Doodle Art walaupun gambarannya rada ngaco semua. Nggak rada sih, emang ngaco beneeer :D


Hahaha *gubrak liat gambarnya*

Gambar diatas pertama kali banget saya menorehkan spidol buat nggambar Doode Art. Sama sekali nggak ada niat banget. Kebetulan saya nemu kertas tergeletak di meja,  kemudian segeralah saya cari spidol dan mulai iseng aja corat-coret kertasnya. Disitu saya tulis nama kakak saya trus kebetulan juga lagi ndengerin lagu Royals nya Lorde ya saya tulis saja disitu. Tanpa rasa bersalah gaya gaya an pake watermark pula haha. Padahal gambarannya masih zonk.



Yang ini gambar kedua saat saya mencoba kembali berkreasi dengan nama saya sendiri dengan keadaan masih tetap mencorat-coret kertas bekas yang tergeletak di meja. Lucu juga ternyata kalau sudah jadi. Bisa sedikit berbangga hati juga lah ya hehe. Yang tadinya cuma liat gambar orang lain dan cuma bisa bilang 'ih lucunyaaa' sambil nunjukin muka-muka gemes gitu, sekarang bisa memandang hasil karya sendiri walaupun terbilang masih buuuuanyak kekurangannya :D 
Tapi setelah mencoba beberapa kali, akhirnya gambaran saya bisa untuk konsumsi publik juga. Soalnya sudah lumayan, agak terstruktur dengan rapi daripada gambaran sebelumnya yang bisa ngrusak mata kalo dilihatnya wkwkwk. Ada beberapa pesenan nama temen, trus ada satu ucapan ultah juga. Yaaa beginilah hasilnyaa...jeng jeeenggg. Ini nggak njiplak ato ngeprint banget loyaaa hihi







Cuma sedikit sih, tapi karena sudah lumayan keseringan coret sana coret sini dan bergaul sama pasukan monster-monster kecil tanpa kenal lelah, kini rupaku berkamuflase jadi seperti mereka karena senengnya bisa bikin ginian. Apalagi monster-monster kecil yang sukanya pakai ekspresi ketawa sampek mangap-mangap nggak jelas. Mirip banget deh.
Terus saya coba browsing lagi. Tanya-tanya sama mbah google tentang Doodle Art ini. Trus nggak lama kemudian saya nemuin gambar doodle yang warna-warni dan kayaknya lebih menarik daripada doodle lainnya yang kebanyakan cuma warna hitam putih. Wohooo saya paling seneng nih kalo soal sesi pulas-memulas gambar *skali-skali balik jadi anak tk bolehlah haha. 



  Mewarnai gambar aja aku bisa, apalagi mewarnai hidupmuuuu......*ehm kode

Ayooo..tunggu apa lagi, cuuus cari kertas sembarang plus pulpen atau sepidol. Coba kalian buat ginian deh, corat-coret sesuka kalian, nggak harus bagus dulu kok. Dengan gini kalian bisa juga mengenyahkan segala penat yang ada di kepala kalian. Seru loooooo hihihi. Tetep semangat yaaaa..salam corat coret ^^

Share
Tweet
Pin
Share
No komentar
Newer Posts
Older Posts

Categories

  • Anything
  • Cerpen
  • Dream
  • Family
  • Fiksi
  • Film
  • Food
  • Friends
  • Hobi
  • Islami
  • Lirik Lagu
  • Love Story
  • Motivasi
  • Puisi
  • Resep
  • Seni
  • Tips
  • Wish

recent posts

Blog Archive

  • ►  2023 (1)
    • ►  Juni (1)
  • ►  2020 (4)
    • ►  Juli (1)
    • ►  Juni (1)
    • ►  Maret (1)
    • ►  Januari (1)
  • ►  2018 (7)
    • ►  April (3)
    • ►  Februari (1)
    • ►  Januari (3)
  • ►  2017 (12)
    • ►  November (1)
    • ►  Oktober (1)
    • ►  September (1)
    • ►  Agustus (2)
    • ►  Juni (1)
    • ►  Mei (1)
    • ►  April (3)
    • ►  Januari (2)
  • ►  2016 (5)
    • ►  Oktober (1)
    • ►  September (1)
    • ►  Mei (1)
    • ►  Januari (2)
  • ▼  2015 (3)
    • ▼  September (1)
      • Trauma
    • ►  April (1)
      • Aku Bisa
    • ►  Februari (1)
      • Doodle Art ^^
  • ►  2014 (7)
    • ►  Desember (2)
    • ►  November (2)
    • ►  September (2)
    • ►  Agustus (1)
  • ►  2013 (35)
    • ►  Desember (2)
    • ►  November (4)
    • ►  Oktober (1)
    • ►  September (1)
    • ►  Agustus (3)
    • ►  Juli (2)
    • ►  Juni (3)
    • ►  Mei (2)
    • ►  April (6)
    • ►  Maret (5)
    • ►  Februari (3)
    • ►  Januari (3)
  • ►  2012 (5)
    • ►  Desember (3)
    • ►  November (2)

About Me

Retno Dwi Cahyani
Lihat profil lengkapku

Viewers

Created with by ThemeXpose | Distributed By Gooyaabi Templates