Kamu, Dalam Diamku

by - November 14, 2013

Hatiku tergetar. Tiada satu patah kata pun yang ingin aku keluarkan dari mulut ini. Mulutku membisu sekejap ketika aku memikirkan makhluk Tuhan yang satu ini. Ada suatu hal yang mengusik hari-hariku, dalam diamku, yaitu kamu. 

Apakah kau mendengarkanku? Setiap waktu aku memanggilmu tanpa jeda. Berharap kau mendengarkan aku berbisik lirih menyebut namamu. Apakah kau melihatku? Setiap waktu kubiarkan dua bola mataku menatap ke arah yang sama, aku mengagumimu dalam diam. Apa kau melihatku disini? Merasakan hal sama yang sedang mendera. Berharap kau bisa menangkap tatapanku.

Dimanapun mataku memandang, aku hanya akan melihatmu. Sesekali tak jarang kita saling curi pandang. Tapi apakah saling menatap seperti itu terasa menenangkan bagimu? Mendekatlah. Aku menunggumu untuk memulai.

Aku bertanya pada hatimu. Mencoba menerka apa yang ada di dalam lubuk hatimu. Dapatkah kau bukakan sedikit pintu hati untukku? Aku tak tahu entah berapa bunga yang indah nian diluar sana telah mewarnai kehidupanmu. Dan aku hanya merasa tak pantas untuk mengagumimu, mengharap suatu keadaan yang lebih yang akan terjadi. 

Aku hanya bisa mendamba. Aku tak mungkin meraihmu. Bagaimana bisa aku memilikimu sedangkan kau jauh lebih sempurna daripada aku? Aku hanya tidak memiliki keberanian untuk menyapa dan memanggil namamu, apalagi mendekatimu. Aku hanyalah sebuah bunga yang tampak layu dan tak layak untuk didekati. Aku tak bisa berbuat apapun.

Tertawalah dan aku akan senang. Berbahagialah ketika raga ini tak mampu menyentuhmu, ketika mata ini hanya bisa memandangmu dari kejauhan. Hatiku bercerita bebas tentangmu, apa kau mau mencoba mendengarkan?

Aku suka memperhatikanmu. Menikmati kehadiranmu. Memperhatikan langkah kakimu. Kunikmati bagaimana caramu melintas didepanku. Dengan satu tatapan yang mengarah padaku tanpa sepatah katapun. Apakah kau tahu jika hal itu dapat meluluhkan hatiku? Seringkali aku tersenyum kacau. Salah tingkah ketika mata kita saling bertemu untuk beberapa saat dan saling memandang.

Aku ingin kisah cintaku seperti yang lain. Mereka mempunyai keberanian yang lebih untuk menyapa satu sama lain. Bukan sepertiku yang hanya duduk terdiam sembari menatap dari kejauhan. Hanya harap suatu saat kita dapat duduk bersebelahan dan membicarakan suatu hal dengan tawa melekik.

Aku hanya bisa memendam luka saat rasa ini kupikir benar-benar tak masuk diakal. Rasa yang seharusnya tak pernah hadir menghantui. Pernah sesekali kuingin kembali ke awal. Saat semuanya berjalan seperti biasa tanpa ada secuil perasaan yang datang menghampiri.

Dalam diam semua ini mengalir menuju arah yang tak terarah.  Gerakmu tiada pasti, tapi ku akan terus menunggumu dalam diam. Kapan cintaku datang? Setiap waktu aku menunggu dalam lelap, aku merindu dalam tangis. Akankan dia datang secara nyata? Aku tak mau mengejar mimpi yang tak pasti. Kemanapun kakiku melangkah, terlihat jejak bayangmu yang selalu mengikutiku. Harus berapa lama aku menunggumu?

Setiap malam menjelang, saat itu rinduku meradang. Dengarkan suara hati ini, namamu selalu menggema di setiap sudut langit malam. Memilikimu adalah mimpiku. Dan kugantungkan mimpiku di awan hitam, hingga luruh terbawa air hujan.

Ada secarik doa yang tersirat, yang selalu kutujukan untuk dirimu. Membawa rinduku menyatu dengan hembusan nafas dalam doaku.  Dalam renunganku tentangmu, dalam diamku, kuselipkan puing-puing harapan yang mungkin masih bisa tersusun kembali.

"Cobalah mengerti, didalam diamku ada kamu."

You May Also Like

0 komentar